language Translations "Mbah Google"

ArabicJapaneseChinese SimplifiedRussianEnglish
FrenchGermanSpainItalianDutch


Kamis, 26 Juli 2012

Panduan membeli mobil bekas Hyundai Accent
Berniat membeli mobkas sedan dengan harga terjangkau serta terkenal irit, bisa saja Anda melirik Hyundai Accent. Model ini mengusung mesin berkapasitas 1.500 cc. Kapasitas mesin ini selaras dengan pesainnya, Toyota Soluna, Suzuki Baleno, Honda city hingga Toyota Vios.

Pilihan yang rasional untuk memiliki mobil sedan dengan harga dibawah 100 juta.Dibanding dengan kompetitornya,hyundai Accent Verna termasuk jenis kendaraan yang ekonomis di soal harga.
Maklum saja, untuk urusan depresiasi harga jual, mobkas asal Korea memang lebih tinggi dari sedan asal Jepang.
Inilah yang menjadi dasar utama jika mmerasakan kenyamanan sedan dengan dana terbatas.Jangan lupa siapkan pajak kendaraan sebesar 1.25 jita pertahun

Bila menilik dari sejarah, Hyundai Accent pertama masuk ke Indonesia dengan emblem Bimantara Cakra (1995). Namun, pada tahun 1998 berubah menjadi Accent yang kemudian disusul New Accent dengan model teranyar pada tahun 2003.

Sedan ini meski kompak tapi terlihat lebih membulat bila dibandingkan generasi barunya Verna. Selanjutnya di era 2007, model ini dipensiunkan lalu diganti dengan Hyundai Avega. (mobil.otomotifnet.com)


Tahun 1990-an mobil asal Korea gencar menggempur pasar TanahAir. Salah satu pemainnya,yaitu Hyundai yang menggelindingkan Accent.
Salah satu keandalan mobil ini adalah terletak pada dpur pacu yang mengacu pada system injeksi, SOHC 12 Valve. Mesin verna ini dipertahankan sejak kehadiran pertama kalinya ditanah air pada juli 1996 yang saat itu dilabeli Bimantara Cakra. Hanya sedikit mengalami perubahan diberbagai bagian guna meningkatkan effisiensi bahan bakar.Masuk ke interior dashboardnya sangat sederhana tetapi tetap fungsional . Semua panelnya mudah dijangkau, posisi duduk pengemudi cukup nyaman dan arah pandangan luas kenyamanan pun juga didapatkan buat penumpang

Saat itu, sedan 1.500 cc ini disulap namanya menjadi Bimantara Cakra oleh PT Citramobil Nasional. Perlahan tapi pasti Cakra mulai mendapat tempat di hati konsumen Indonesia. Selain harga yang disodorkan relatif terjangkau, performanya cukup bisa diandalkan.
Berbagai kejadian di Tanah Air membuat nama Bimantara Cakra dikembalikan ke prinsipalnya.

Sehingga di penghujung 1998,Cakra muncul dengan emblem Hyundai Accent. Pemunculan keduanya ini langsung dilakukan Hyundai lewat tangan PT Hyundai Mobil Indonesia selaku ATPM-nya.
Untuk mesin, sejak era Cakra hingga New Accent relatif tak mengalami perubahan.Tetap meng usung 1.500 cc 4 silinder SOHC 12 katup yang menjadi andalan ditiap lansiran Accent.

KEY HISTORY

1996-1998: Dipilih sebagai salah satu proyek mobil Nasional, Hyundai Accent memakai baju Bimantara Cakra.
Ciri yang melekat pada Cakra bisa terlihat pada lampu belakang
dengan sein berwarna oranye dan bumper depan minus foglamp. Mesin 1.500 cc 4 silinder segaris menggunakan pasokan bahan bakar Electronic Control Fuel Injection
(ECFI). Sementara suspensi belakangnya mengadopsi model dual link independent.
Di eranya Cakra sempat menjadi satu-satunya sedan 1.500 cc bertransmisi otomatis.

1999-2001: Pasca reformasi, nama Bimantara Cakra hilang dan berganti Hyundai Accent GLS yang peredarannya ditangani oleh PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI). Tetap menggunakan tipe mesin yang sama dari sebelumnya, hanya sistem pasokan bahan
bakarnya telah mengusung Electronic Multipoint Injection (MPI).
Dari segi bentuk tidak perubahan signifikan yakni profil membulat termasuk kompartemen kabin tetap sama. Perbedaan cirinya terlihat di lampu depan belakang dan desain bumper lebih agresif.
Model facelift ini, juga telah dilengkapi lampu kabut. Pada generasi juga ada varian Lainnya yakni GLatau lebih dikenal dengan Hyundai Excel.
Varian ini banyak digunakan untuk taksi. Karena digunakan untuk taksi, suspensi Excel ditambah untuk memperkuat konstruksi kaki-kakinya.

Akhir 2001- 2003: Pembahan besar terjadi pada keluarga Hyundai Accent dengan munculnya Verna di penghujung 2001.
Tampilan benar-benar beda. Bodi serba kotak dengan sudut lancip, lebih aerodinamis sekaligus meninggalkan kesan membulat yang ada di Accent sebelumnya.
Namun mesin tetap mengadopsi 1.500 cc MPI 4 silinder 12 valve.
Selain melansirVema GLS,
Hyundai juga menelurkan versi murahnya yakni Verna G, Varian ini tak dilengkapi powerwindow, tuas pembuka bagasi dari dalam kabin dan pelek alloy.
Varian lainnya yakni Verna Sporty.Tampilan sport terlihat pada setir, jok kulit dan pelek alloy 16 inch.

2004: NewAccent Vema merupakan varian teranyar setelah Verna dengan tampilan luar cukup manis dan dinamis.
Jeroan mesin tidak ada perubahan yakni 1.500 cc MPI SOHC. Masuk ke dalam Anda disambut panel instrumen cukup lengkap dan ergonomis. Kelebihan New Accent dibanding dengan rival lain di kelasnya yakni hadirnya on-board computerdi dasbor. Hal ini memudahkan Anda melakukan pengecekan, terutama soal konsumsi bahan bakar.



Hal yang harus diperhatikan :
Bila anda tertarik melirik kendaraan berkapasitas 1.500 cc ini,perhatikan bagian interior yang umumnya sudah kusam. Terutama pada bagian dashboard yang sudah menjadi langganan di hampir setiap varian hyundai yang lawas, bagian ini terlihat kurang terawat. Padahal bisa saja itu lantaran material yang kurang bagus.

1.Bodi
Secara umum bodi Hyundai Accent tidak memiliki masalah.Artinya sepanjang tak utak-atik bentuknya, bisa dijamin bodi terpelihara baik. Berhubung Accent merupakan salah satu mobil yang sering dimodifikasi Anda perlu melakukan pemeriksaan. Caranya dengan melihat lapisan cat di bibir sepatbor dan perhatikan apakah bagian ini telah berubah bentuk. Bila ya, mobil ini pernah dimodifikasi dan berarti bagian ini cukup rentan terhadap karat.

2. Suspensi
Kaki-kaki Cakra hinggaVema mengadopsi sistem Suspensi lama. Suspensi depan menggunakan independent MacPherson strut dan dual link independent di belakang dengan per spiral dan batang stabilizer anti-roll. Bila mobil telah berumur, kelemahan bagian ini Makin kentara. Suspensinya terasa ringkih saat melaju dan berimbas ke bantingan. Makanya, bagian ini mesti diperhatikan saat Anda memutuskan ingin membeli Accent

3. Mesin
Basis mesin yang sama diadopsi oleh semua generasi Accent. Secara pertorma, bagian ini tak mengecewakan alias bandel saat beraksi. Meski terkadang gejala ngelitik (knocking) mendera. Sedang lainnya, mesti yang diperhatikan bila mendengar bunyi-bunyi aneh
dari mesin dan pastikan asal bunyi tersebut.

4. Transmisi
Anda mesti melakukan testdrive guna mengetahui kerja transmisinya. Maklum terkadang ada gejala perpindahan gigi kurang halus dan suara mendecit saat pengereman, terutama saat jalan menurun.Perhatikan transmission assy. untuk mengoptimalkannya.

Hyundai Avega


Foto : Indra Aditya

Senin, 13 Desember 2010 09:21 WIB     
Sejatinya ia adalah Hyundai Accent yang mengalami perubahan transfisik demi penyegaran. Dan jika Accent ber-genre sedan, maka Avega tampil dengan wujud liftback. 

Namun keduanya tetap memiliki spesifikasi teknis yang nyaris identik. Baik dari mesin, suspensi, hingga beberapa komponen kecil lainnya. Yang pasti, model liftback  membuat akses ke bagasi jadi lebih baik dibanding sedan.

Hyundai Avega pertama kali mendarat di lantai showroom  Hyundai pada Juli 2007. Reputasi para pendahulunya, Accent, Verna, dan New Accent tak bisa dipungkiri ikut mendongkrak popularitas Avega.

Seperti kita ketahui, tak sedikit perusahaan taksi yang mengandalkan armadanya dengan sedan asal Korea itu. Dan aplikasi taksi ini menjadi bukti akan kualitas mesin yang diusung sebuah mobil. Baik dari ketangguhan, konsumsi bbm, dan kemudahan perawatan.

Ketangguhan Avega sudah terlihat dari ‘kakak-kakaknya’ ini, tapi gengsinya tidak menurun karena tiada Avega yang dijadikan taksi.

Berkapasitas mesin 1.495 cc 89 dk, Avega bukanlah yang terkuat di kelasnya. Dan jangan berharap ada katup variabel atau teknologi canggih lainnya, karena katupnya saja cuma berjumlah 12.

Tapi justru kesederhanaan mesin itulah yang membuatnya tahan banting dan berharga ramah. Oh ya, Avega juga sudah menggunakan catalytic converter  untuk mereduksi kadar emisi gas buangnya.


Konsep two box  yang digunakannnya juga membuat pajak tahunannya menjadi murah. Avega 2007 sampai 2009 berada di rentang pajak Rp 1,1 juta hingga Rp 1,5 juta. Tak heran selain Trajet, Avega adalah unit yang paling tinggi volume penjualan mobkasnya.

History
Pertama kali muncul pada Juli 2007, Hyundai Avega tampil dalam 3 varian: G, GL, dan SG. Tipe G adalah versi entry level  dengan kelengkapan standar paling minimal. Bahkan rodanya masih menggunakan pelek kaleng dan dop, sementara kacanya harus dibuka-tutup dengan tuas engkol. Sedangkan SG adalah versi paling komplet.

Di awal 2009 terjadi penyegaran pada Avega. Varian SG dilengkapi spoiler  belakang model duck tail  yang menawan. Bentuk foglamp  pun diubah jadi bulat sehingga tampangnya jadi lebih manis.

Awal 2010, trim  G ditiadakan dan diganti dengan GX. Meski tetap merupakan versi terendah, namun sudah dibekali pelek alloy  dan power window  untuk kenyamanan. PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) juga meluncurkan SG versi terbatas, yaitu SG Limited. Perbedaan paling mencolok terutama di soal warna.

Akhirnya setelah IIMS 2010, SG menjadi purnawirawan. Varian top of the line  Avega kini ditempati oleh model Sporty.

Rekomendasi
SG adalah varian menarik di dinasti Avega. Fiturnya berlimpah, dengan jok, shift knob,  serta lingkar kemudi dibungkus kulit. Di interior juga terdapat ornamen bercorak Kevlar yang menyumbangkan kesan elegan.

Meski sistem tata suaranya biasa saja, tapi head unit single  DIN telah dilengkapi slot  USB untuk mendengarkan lagu favorit dari flashdisk.  Parkir pun lebih mudah berkat tersedianya sensor parkir di bumper belakang.

Checklist
•    Transmisi otomatis
Periksa kondisi oli transmisi dengan cara di-scan  di bengkel terpercaya. Atau lakukan tes jalan untuk melihat kondisinya. Letakkan tuas transmisi di posisi D, lalu jalankan di kecepatan normal.

Girboks yang bermasalah saat berjalan akan mengunci di gigi 3. Transmisi ini tidak mau turun ke gigi 2 maupun gigi 1, juga tidak mau naik ke gigi 4 meski kecepatan sudah mencukupi. Gear  baru akan berpindah ke 1 jika mesin dimatikan dulu.

•    Timing belt
Timing belt  yang bermasalah ditandai dengan suara kasar saat mesin sedang idle  (stasioner). Namun umumnya komponen ini jarang bermasalah dan tahan hingga 60 ribu km. Namun jika tak mau ambil risiko, segera ganti timing belt  setelah Anda membeli Avega incaran.

•    Suspensi
Intip ke bagian kolong dan perhatikan secara visual. Pastikan tidak ada rembesan oli di batang sokbreker. Atau jika sedang melakukan tes jalan, sokbreker yang malfungsi ditandai dengan bantingan mobil yang terlalu empuk dan mengayun.

•    Bushing stabilizer
Jika timbul suara “gluduk-gluduk”  saat tes jalan, maka bunyi itu timbul dari bushing stabilizer.  Komponen ini cukup diganti dengan biaya Rp 80 ribu sepasang. 

Perhatikan
•    Bodi
Perhatikan dengan seksama bentuk bodi. Jika bekas terjadi tabrakan hebat, maka lekuknya terlihat mirng dan tidak simetris. Begitu pula dengan celah antarpanel, patut dicurigai jika ada kerenggangan yang terlalu rapat atau terlalu lebar.
*    Engsel-engsel pintu

Lihat apakah mekanismenya lancar apa tidak. Jangan sampai ada bunyi atau karat yang mengganggu kinerjanya. Tapi masalah ini mudah diselesaikan dengan lubrikan yang dijual umum.

•    Batang hidraulis liftback
Kondisi komponen ini juga mudah dipantau mata. Lihat apakah ada lumeran oli tanda batang hidraulis alias soknya sudah tak lagi fit. 

Berapa biaya yang dikeluarkan?
Hyundai Avega GL 1.5 M/T    (2007): Rp  85 juta
    (2008): Rp  90 juta
    (2009): Rp  95 juta
Hyundai Avega SG 1.5 A/T    (2007): Rp  95 juta
    (2008): Rp 100 juta
    (2009): Rp 105 juta     

Onderdil
Busi    : Rp  19.000 per piece
Sokbreker depan    : Rp 706.000 per piece
Sokbreker belakang    : Rp 769.000 per piece
Filter oli    : Rp  30.000
Filter bensin    : Rp 106.000
Filter udara    : Rp  50.000
Timing belt    : Rp 407.000
Tensioner    : Rp 269.000
Cover valve    : Rp 136.000
Bushing stabilizer    : Rp  45.000
Batang hidraulis liftback    : Rp 434.000 per piece
 
Pendapat Mekanik Agung Pramono, Workshop Supervisor Hyundai Mobil Pondok Indah
Hyundai Avega adalah mobil yang nyaris bebas masalah. Teknologi yang digunakan memang biasa saja, namun ketangguhannya luar biasa. Perawatannya mudah dan onderdil melimpah, terutama karena ia banyak memakai onderdil yang sama dengan pendahulunya.

Timing belt  menjadi bagian yang wajib diperiksa bila Anda membelinya dalam kondisi bekas. Bila putus, maka kerusakan komponen dan biaya perbaikan akan membengkak. Selebihnya, mesin Avega sudah terbukti keandalannya.

“Kecuali kasus unik seperti masalah bahan bakar yang merusak fuel pump  beberapa waktu lalu. Pastikan sebelum menebusnya tanya ke pemilik sebelumnya apakah pompa bahan bakarnya sudah diganti,” ujar Agung Pramono, Workshop Supervisor  Hyundai Mobil Pondok Indah. 


Penulis : Trybowo Laksono

AVEGA Prestise yang Ekonomis
PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) kembali memperkenalkan produk terbarunya bernama Avega di Jakarta, Jumat (8/6). Kendaraan liftback multiguna ini merupakan pengganti Hyundai Accent yang sebelumnya dipasarkan produsen automotif asal Negeri Ginseng tersebut.
Diluncurkan pada Jumat lalu, Hyundai juga siap meramaikan pasar sedan di Indonesia. Jika dilihat sepintas,Avega terlihat seperti mid-size sedan yang bersaing dengan produk lain, yaitu Vios, Mazda3 Sedan, Baleno, dan sebagainya. Namun, bedanya, Avega dibanderol dengan harga yang lebih murah. Hyundai Avega ditawarkan dalam lima varian
 yang pasti ini masuk ke dalam segmen 4x2. Dengan demikian, bisa menghadirkan harga yang begitu kompetitif untuk konsumen di Indonesia
 Hyundai Avega merupakan jenis kendaraan liftback multiguna menyerupai produk yang diganti Accent.
Hyundai Avega berdimensi 4.215mm (p), 1.630mm (l), dan 1,395mm (t).
Sementara itu, kendaraan yang berstatus completely knock down (CKD) ini memiliki wheelbase 2.440mm
Kendaraan baru Hyundai ini menggunakan mesin berkapasitas 1.5 liter (1.495cc), 4 silinder segaris,serta 12 katup.Dapur pacu ini menghantarkan kekuatan sebesar 89PK pada 5.500rpm, dengan torsi maksimum 129Nm pada putaran mesin 3.000rpm
 Untuk kenyamanan, Avega mengadopsi sistem suspensi independen pada kaki-kakinya. Sementara itu, beberapa fitur lain, seperti power steering dan AC dengan heater menawarkan kenyamanan. Untuk keamanan pasif, fitur front crumple zone, side beam impact, safety b u m p e r menjadi satu kesatuan men a m b a h rasa aman pada pengemudi serta penumpangnya. Strategi menyediakan alternatif kendaraan pada pasar harga terbesar di Indonesia oleh PT HMI didukung penuh oleh Hyundai Motor Company (HM