Barusan gue baca di forum Mobilku.com ( http://www.mobilku.com/cgi-bin/index.cg ... 664&s=&fs= ), ada seorang netter bernama "Setiadi" di forum Mobilku.com yg mengatakan sebagai berikut:
"Di Jepang sendiri di kelas mobil boxy, Serena gak ada apa-apanya, kalah dengan Toyota Voxy dan Toyota Noah. Jadi kalau ada yang bangga dengan Serena kok aneh yach. Di negeri asalnya sendiri ini mobil gak begitu laku, beda dong dengan Kijang yang asli Indo. Orang Indo itu memang aneh, produk Kijang yang mengalami peningkatan yang signifikant dalam segala hal kurang dihargai, produk di negara lain yang gak populer di negaranya sendiri disanjung-sanjung"
Wah, wah.. pernyataan di atas terlalu biased againts Nissan, bagaimana kalau aku coba luruskan sedikit untuk bung Chalupa.. tapi yang paling mengerti tentang hal ini adalah bung JapanInsight, jadi tolong bung JapanInsight meralat kalau aku ada yg salah
Memang benar penjualan Serena di Jepang jauh di bawah Noah/Voxy, tapi itu karena :
1. Serena C24 adalah model lama di sana, sudah ada sejak 1999 jadi momentumnya pun sudah hilang.
2. Pada tahun 1999 Nissan belum berada pada kondisi sekarang (bangkit sejak Carlos Ghosn datang), tapi justru dalam keadaan terpuruk..jadi brand image Nissan ketika itu juga buruk, maka Serena tidak terlalu sukses.
3. Brand image Toyota di Jepang memang sangat kuat, tidak heran ketika Noah/Voxy diluncurkan langsung laris, apalagi design Noah/Voxy yang fresh jauh lebih menarik daripada Serena yang sudah outdated. (Untuk hal ini memang relatif dan subjektif, ada orang yang cenderung lebih fanatik ke model yang sudah dimiliki, sebaliknya ada juga orang yang cenderung suka model yang lebih baru/belum dimiliki. Aku tidak memiliki keduanya jadi bisa lebih objektif, menurut aku Noah/Voxy jauh lebih menarik daripada Serena, tapi kalau mau membeli minivan aku akan tetap memilih Serena, karena faktor harga dan keberadaan ATPM. Hal ini tidak berlaku di Jepang, di mana harga Serena-Noah-Voxy tidak jauh berbeda..jika tinggal di Jepang aku akan memilih Noah/Voxy. Jadi tidak heran penjualan Noah?Voxy di Jepang jauh di atas Serena)
In defence of the Serena, kalau aku tidak salah, sejak pergantian generasi C23 yg mesinnya masih di bawah jok depan ke C24 yang sudah front-engined, Serena adalah salah satu model pertama dari genre baru modern minivan bermesin sedang.
Jadi dulu minivan belum selaris sekarang, malah kalau tidak salah model mobil berbentuk kotak (for maximum interior space) yang sekarang sangat populer di Jepang, dulu tidak langsung diterima pasar..dulu trendnya bentuk yg aerodynamic, ditandai dengan lahirnya Estima (Toyota) dan Odyssey (Honda).
Setelah minivan dan bentuk kotak disukai, model2 baru seperti Voah/Noxy err Voxy/Noah, Alphard, Cube (Nissan) laris manis. Jadi menurut aku Serena C24 sedikit banyak berjasa 'membesarkan' genre tersebut.
Tapi aku agak setuju bahwa Nissan 'membuang' inventory C24 yang penjualannya sudah sedikit sekali di Jepang, ke Indonesia sementara Nissan Jepang sedang bersiap2 meluncurkan C25 (maaf, tidak bosan2nya aku membahas hal ini hehehe. Ini sebagai bentuk protes ke Nissan yang tampaknya tidak akan memberi kita C25 selama beberapa tahun ke depan )
Target penjualan Nissan di Indo adalah 10.000 unit, that's less than 1% of their domestic sales in Japan. Jadi tidak heran kalau stok parts C24 yang tersisa di Jepang untuk 1 tahun saja, sudah cukup untuk 4-5 tahun jualan di sini. Mungkin C24 sudah tidak dijual lagi di Jepang?
Last but not least, sebenarnya perdebatan Innova vs Serena itu kurang tepat.
Almost like comparing apples to oranges. Mengapa?
Karena Serena tergolong Van/minivan, sementara Innova tergolong MPV. Serena harusnya dibandingkan dengan Voah/Noxy ERR Voxy/Noah, dan Innova lebih tepat dibandingkan dengan Stream/Trajet.
Kalau dibandingkan, apalagi membandingkan interior space dan kelengkapan featurenya, tentu Serena di atas Innova segala2nya simply because it's a minivan. Kalau ada yang mengatakan Innova lebih lega/lebih lengkap most likely dia narrow-minded atau fanatik Kijang (please don't take it personal, Innova vans )
Tapi bukan berarti Serena is the better choice for everyone, kan ada juga misalnya yang budgetnya 150 jtan, daripada beli Honda Jazz dengan menambah sedikit lagi dia bisa beli Innova type G, tapi kalau untuk upgrade ke Serena standar saja tentu jauh lebih berat. Juga ada orang yang tidak suka bentuk kotak, tentu lebih memilih Innova. (Ngomong2 soal ini, ada yg sudah pernah lihat di newspaper Honda memasang iklan Stream yang dibandingkan dengan dus2 berbentuk kotak? Maksudnya mereka kan menekankan bahwa Stream bentuknya streamline, aerodinamis jadi mengapa pilih yang kotak (diarahkan pada Nissan Serena ). Tapi, bagaimana kalau suatu hari HPM menjual ELYSION? Hahahaha..
Kita membandingkan Serena dengan Innova karena model2 mobil di Indo memang terlalu sedikit, jadinya model2 yg tidak sejenis akan berhadap2an head-to-head karena fungsi umum dan tingkat harganya mirip. Juga karena pasar di Indo masih kecil, jadi kurang tersegmentasi - banyak 'swing voters' ehh 'swing buyers'.
ATPM di sini juga cara berpikirnya masih purbakala, tidak mau banyak model karena takut canibal effect terhadap saudaranya sendiri, contoh Astra itu sebenarnya sangat MAMPU untuk merakit RAV4 dan Toyota Wish, tapi tidak mau melakukannya karena takut mengganggu penjualan Kijang Kapsul. Akibatnya, ketika Honda gencar meluncurkan Stream dan CRV, pasar Kijang Kapsul terebut cukup signifikan. Padahal jika Astra meluncurkan Wish dan RAV4 pada waktu yang bersamaan, aku yakin lebih laris drpd Stream/CRV, justru bisa merebut pasar sedan Honda (city-civic-accord) dan aku yakin penjualan Kijang tidak akan banyak terganggu, karena sudah terlalu 'mengakar' di society.
Terlambat bagi Astra, kini Honda dan Nissan sudah tumbuh semakin kuat. Bagus, dengan semakin banyaknya persaingan, kita sebagai konsumen yang akan diuntungkan. Produk yang dijual akan lebih terjaga mutunya dan banyak inovasi (tidak seperti orde baru eh orde Kijang Kapsul).
Kenapa Serena ngak ada apa apanya di Jepang, saya tidak berkompeten untuk komentar.
Tetapi di Indo, saya yakin akan berhasil karena:
1 Harganya sangat bersaing;
2 Packagingnya sangat cocok untuk pasar Indonesia. Maksudnya apa? Mobil ini sangat cocok bagi yang berkeluarga. Anak saya senang sekali ama mobil ini, karena bangkunya bisa diputarin, ditidurin, dan sbb. Bagi yang punya pengemudi, mobil ini nyaman sekali untuk perjalanan jarak jauh, juga ngak jadi soal kalau terjebak dalam kemacetan sampai berjam jam.
3 Mesinnya cukup bertenaga dan perpindahan giginya sangat smooth, diatas rata rata mobil lain;
4 Nissan Indo sedang naik daun, beda dengan Nissan Jepang waktu tahun '99 mungkin lagi jelek jeleknya.
Kalau harus cari kelemahan mobil ini, satu ngak bisa kebut (kemarin saya di jalan tol Tangerang-Merak cuma berani sampai 140km/h, SERAM! ), dua sedikit boros (1 litre:8-8.5km), tiga posisi pedal akseleratornya agak kurang nyaman. Mungkin Mr. Szli ada tambahan lain?
Kalau ngomong fuel consumption, benar benar tergantung kondisi jalan, gaya stir pemakai. Kalau saya bilang, jika mesinya ccnya dekat dan technologynya mirip, misalnya VTEC, VANOS, CVT, VVT-i, dan all things sama, seharusnya fuel consumptionnya mirip, asal berat mobilnya juga mirip.
Misalnya Stream saya di dalam kota 1:8, tapi pernah saya ajak ke Pekalongan. Jadi 1:15 ! Almost double. Jarang macet dan gaya saya stir yang conservative dan kondisi mesin yang terawat menghasilkan angka yang beda jauh ! Saya kaget sendiri.
Juga jika kondisi ban kurang angin, botak, sering angkut beban, spooring / balancing kurang bagus, mesin ngak di rawat atau pakai oli ngak bagus etc. semua akan distorsi angka fuel consumption. Apalagi AC, jika sering kena macet dan ngak pasang kaca film yang bagus, kan AC sering pakai dan di kecepatan lebih tinggi. Akibatnya pasti haus bensin mobilnya.
Jadi mau fuel consumption bagus, kita harus benar benar sayang mobil. Kasih dia makan dan minum yang bagus, rawat dengan rajin, dan perhatikan insulationnya (kaca film bagus). Di jamin pasti fuel consumptionnya pasti reasonable. Dan jangan lupa pakai RON bensin yang pantas. Jangan kasih dia minum air dari kali Ciliwung. Bisa mencret nanti !
rover75fans, Serena ada 2 airbag, driver dan navigator. Di Indonesia, mobil sudah ada 1 airbag saja sudah miracle. Dan airbag lebih dari 2 dan ada di samping cuman ada di mobil mewah dan mahal, seperti BMW/ Mercy and gang. Mobil di class 200-300 juta kebanyakan cuman ada 2 airbag max.
Misalnya Stream saya di dalam kota 1:8, tapi pernah saya ajak ke Pekalongan. Jadi 1:15 ! Almost double. Jarang macet dan gaya saya stir yang conservative dan kondisi mesin yang terawat menghasilkan angka yang beda jauh ! Saya kaget sendiri.
Juga jika kondisi ban kurang angin, botak, sering angkut beban, spooring / balancing kurang bagus, mesin ngak di rawat atau pakai oli ngak bagus etc. semua akan distorsi angka fuel consumption. Apalagi AC, jika sering kena macet dan ngak pasang kaca film yang bagus, kan AC sering pakai dan di kecepatan lebih tinggi. Akibatnya pasti haus bensin mobilnya.
Jadi mau fuel consumption bagus, kita harus benar benar sayang mobil. Kasih dia makan dan minum yang bagus, rawat dengan rajin, dan perhatikan insulationnya (kaca film bagus). Di jamin pasti fuel consumptionnya pasti reasonable. Dan jangan lupa pakai RON bensin yang pantas. Jangan kasih dia minum air dari kali Ciliwung. Bisa mencret nanti !
rover75fans, Serena ada 2 airbag, driver dan navigator. Di Indonesia, mobil sudah ada 1 airbag saja sudah miracle. Dan airbag lebih dari 2 dan ada di samping cuman ada di mobil mewah dan mahal, seperti BMW/ Mercy and gang. Mobil di class 200-300 juta kebanyakan cuman ada 2 airbag max.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar