Nissan Evalia di Pantai Sundak, Yogyakarta, Kamis, 24 Mei 2012. Tempo/Erwin Zachri
Minggu, 27 Mei 2012 | 07:17 WIB
Rasa Nissan Evalia, Penantang Baru Mobil Keluarga
TEMPO.CO, Jakarta -Rasa penasaran timbul ketika pabrikan otomotif meluncurkan mobil anyar berjenis multipurpose vehicle (MPV). Tebersit
pula pertanyaan ketika PT Nissan Motor Indonesia menawarkan Tempo
menjajal mobil MPV terbaru mereka, Nissan Evalia, pada 23-25 Mei di
Yogyakarta.
Kehadiran Evalia seolah siap menantang merek-merek lama yang sudah telanjur eksis di kelas ini.
Toshinori Tamura, Chief Product Specialists Nissan Motor Co Ltd, mengatakan ada tiga hal yang digadang-gadang Evalia untuk bersaing di kelas MPV yang sudah terlalu ramai. Daya tarik tersebut adalah desain yang menarik, nyaman untuk perjalanan keluarga, dan hemat bahan bakar. Kelas MPV, menurut dia, tetap diminati hingga beberapa waktu ke depan. Hampir separuh dari seluruh permintaan konsumen masih didominasi oleh kendaraan keluarga.
Tempo dan sejumlah wartawan otomotif lainnya menjajal Evalia dengan rute Kaliurang-Bayat-Pantai Sundak-Candi Ratu Boko-Kaliurang sejauh sekitar 170 kilometer. Rute yang dilalui cukup bervariasi, beberapa di antaranya jalur yang relatif sempit untuk dilalui dua kendaraan, kontur yang didominasi tanjakan dan turunan tajam, serta jalan bergelombang.
"Rute test drive yang kami pilih memiliki kondisi jalan yang bervariasi, mulai dari jalan rusak, bergelombang, hingga tanjakan. Cocok untuk menguji performa Evalia secara maksimal," kata Teddy Irawan, Vice President Director Sales and Marketing PT Nissan Motor Indonesia, di Yogyakarta, Rabu lalu.
Nissan menyediakan satu mobil Evalia untuk empat wartawan. Awalnya saya duduk di barisan kedua. Kabin yang mampu memuat tujuh penumpang terasa lapang, sehingga perjalanan tetap nyaman. Baris ketiga juga cukup lapang untuk pria dewasa, sementara bagasi di belakang kursi ketiga mampu menampung beban hingga 590 kilogram.
Sepintas, Evalia mirip pendahulunya, Nissan Serena. Tak aneh bila Evalia dikenal pula dengan sebutan “baby Serena”. Bodinya lumayan bongsor, dengan panjang 4.400 mm, lebar 1.695 mm, dan wheelbase 2.725 mm. Meski ukurannya besar, bodi Evalia tetap stylish karena dilengkapi garis lurus ke atas yang membingkai kaca pintu.
Di awal perjalanan, rombongan kami mencicipi Evalia XV matic, yang merupakan tipe tertinggi. Ada pula kawan lain yang menjajal transmisi manual.
Mobil buatan pabrikan Jepang ini ditopang generasi terbaru mesin andal HR15DE, sejenis dengan mesin Grand Livina. Meski berbodi bongsor, Evalia tetap stabil karena dilengkapi per daun yang mengurangi guncangan kendaraan.
Pengemudi juga dimudahkan dengan informasi lengkap yang ditempel pada fasilitas Multi-Information Display (MID). Berbagai informasi disediakan pada satu tampilan, mulai konsumsi bahan bakar, jarak perjalanan, lampu peringatan seluruh bagian pintu kendaraan dalam keadaan tutup dan buka, hingga suhu udara di luar kendaraan. Dengan kapasitas mesin 1.600 cc, panel meter menunjukkan konsumsi bahan bakar sekitar 10,7 kilometer per liter.
Selepas Pantai Sundak, mobil mengarah ke Candi Ratu Boko di daerah Prambanan. Rasa penasaran mencicipi mobil ini kian membuncah. Saya pun mengambil alih kemudi dari seorang kawan wartawan.
Saya ingin merasakan efek desain bodi kendaraan aerodinamis yang diklaim mengurangi hambatan angin. Teknologi ini membuat kendaraan lebih stabil dan penggunaan bahan bakar semakin irit.
Namun, seperti mobil bertransmisi otomatis lainnya, mesin mobil menggaung ketika pengemudi mencoba akselerasi lebih cepat. Hal ini diakui Teddy. Ia menyarankan agar kami menggunakan transmisi 2 dan 1, yang lebih responsif. Transmisi matic diakuinya cocok untuk jalur macet seperti Jakarta.
Rencananya, Evalia diluncurkan pada 7 Juni mendatang. Harganya diperkirakan Rp 160-180 juta. Teddy berharap Evalia bisa menjadi tulang punggung baru penjualan Nissan di Indonesia. Selama ini Nissan memang masih mengandalkan Grand Livina untuk menggenjot angka penjualan. "Kami optimistis Evalia bisa terjual 60 ribuan unit setahun," katanya.
ERWIN ZACHRI
Kehadiran Evalia seolah siap menantang merek-merek lama yang sudah telanjur eksis di kelas ini.
Toshinori Tamura, Chief Product Specialists Nissan Motor Co Ltd, mengatakan ada tiga hal yang digadang-gadang Evalia untuk bersaing di kelas MPV yang sudah terlalu ramai. Daya tarik tersebut adalah desain yang menarik, nyaman untuk perjalanan keluarga, dan hemat bahan bakar. Kelas MPV, menurut dia, tetap diminati hingga beberapa waktu ke depan. Hampir separuh dari seluruh permintaan konsumen masih didominasi oleh kendaraan keluarga.
Tempo dan sejumlah wartawan otomotif lainnya menjajal Evalia dengan rute Kaliurang-Bayat-Pantai Sundak-Candi Ratu Boko-Kaliurang sejauh sekitar 170 kilometer. Rute yang dilalui cukup bervariasi, beberapa di antaranya jalur yang relatif sempit untuk dilalui dua kendaraan, kontur yang didominasi tanjakan dan turunan tajam, serta jalan bergelombang.
"Rute test drive yang kami pilih memiliki kondisi jalan yang bervariasi, mulai dari jalan rusak, bergelombang, hingga tanjakan. Cocok untuk menguji performa Evalia secara maksimal," kata Teddy Irawan, Vice President Director Sales and Marketing PT Nissan Motor Indonesia, di Yogyakarta, Rabu lalu.
Nissan menyediakan satu mobil Evalia untuk empat wartawan. Awalnya saya duduk di barisan kedua. Kabin yang mampu memuat tujuh penumpang terasa lapang, sehingga perjalanan tetap nyaman. Baris ketiga juga cukup lapang untuk pria dewasa, sementara bagasi di belakang kursi ketiga mampu menampung beban hingga 590 kilogram.
Sepintas, Evalia mirip pendahulunya, Nissan Serena. Tak aneh bila Evalia dikenal pula dengan sebutan “baby Serena”. Bodinya lumayan bongsor, dengan panjang 4.400 mm, lebar 1.695 mm, dan wheelbase 2.725 mm. Meski ukurannya besar, bodi Evalia tetap stylish karena dilengkapi garis lurus ke atas yang membingkai kaca pintu.
Di awal perjalanan, rombongan kami mencicipi Evalia XV matic, yang merupakan tipe tertinggi. Ada pula kawan lain yang menjajal transmisi manual.
Mobil buatan pabrikan Jepang ini ditopang generasi terbaru mesin andal HR15DE, sejenis dengan mesin Grand Livina. Meski berbodi bongsor, Evalia tetap stabil karena dilengkapi per daun yang mengurangi guncangan kendaraan.
Pengemudi juga dimudahkan dengan informasi lengkap yang ditempel pada fasilitas Multi-Information Display (MID). Berbagai informasi disediakan pada satu tampilan, mulai konsumsi bahan bakar, jarak perjalanan, lampu peringatan seluruh bagian pintu kendaraan dalam keadaan tutup dan buka, hingga suhu udara di luar kendaraan. Dengan kapasitas mesin 1.600 cc, panel meter menunjukkan konsumsi bahan bakar sekitar 10,7 kilometer per liter.
Selepas Pantai Sundak, mobil mengarah ke Candi Ratu Boko di daerah Prambanan. Rasa penasaran mencicipi mobil ini kian membuncah. Saya pun mengambil alih kemudi dari seorang kawan wartawan.
Saya ingin merasakan efek desain bodi kendaraan aerodinamis yang diklaim mengurangi hambatan angin. Teknologi ini membuat kendaraan lebih stabil dan penggunaan bahan bakar semakin irit.
Namun, seperti mobil bertransmisi otomatis lainnya, mesin mobil menggaung ketika pengemudi mencoba akselerasi lebih cepat. Hal ini diakui Teddy. Ia menyarankan agar kami menggunakan transmisi 2 dan 1, yang lebih responsif. Transmisi matic diakuinya cocok untuk jalur macet seperti Jakarta.
Rencananya, Evalia diluncurkan pada 7 Juni mendatang. Harganya diperkirakan Rp 160-180 juta. Teddy berharap Evalia bisa menjadi tulang punggung baru penjualan Nissan di Indonesia. Selama ini Nissan memang masih mengandalkan Grand Livina untuk menggenjot angka penjualan. "Kami optimistis Evalia bisa terjual 60 ribuan unit setahun," katanya.
ERWIN ZACHRI